SELAMAT DATANG DI BLOG POETRA MARHAEN

Tuesday, July 14, 2009

Kubu Neolib Menghalalkan Segala Cara


PDF Cetak E-mail


 Sedikitnya 60 orang aktifis dari Sukarelawan Perjuangan Rakyat untuk Pembebasan Tanah Air (SPARTAN) menggelar aksi di persimpangan Tol Reformasi, makasar, minggu (05/07).

Dalam aksinya, massa memprotes sikap kubu capres dan cawapres pro neoliberal yang terkesan menghalalkan segala cara, seperti kampanye satu putaran, penggunaan isu rasisme, hingga tanda-tanda kecurangan dalam pemilu. selain itu, mereka juga mengutuk kasus pemukulan wartawan di Papua dan Pontianak beberapa waktu yang lalu.

Menurut Anshar manrulu, koordinator aksi ini, pemilu seharusnya menjadi sarana untuk mengartikulasikan kehendak politik rakyat, bukan memaksakan sebuah pilihan politik. Dalam beberapa kasus, menurut dia, kubu neoliberal begitu “ngotot” memaksakan kemenangan di pihak mereka, seperti tercermin dalam iklan Pilpres satu putaran. “kubu neolib sedang mempraktekkan cara-cara kotor untuk melanjutkan kekuasaanya. Ini harus kita lawan bersama-sama,” ujarnya.

Anshar mengatakan, intentasitas kecurangan juga akan tinggi dalam pilres ini, sebab ada pihak atau kubu yang terlalu memaksakan kemenangan politik, tanpa menghiraukan rambu-rambu demokrasi. Tanda-tanda kecurangan ini, menurut dia, sangat nampak dalam beberapa fakta seperti persoalan DPT yang belum tuntas, pengurangan jumlah TPS, iklan sosialisasi pilpres KPU yang mengarahkan pencontrengan kepada pasangan tertentu, serta spanduk sosialisasi KPU yang mendukung satu putaran.

“Kadar demokratis dalam pilpres ini akan merosot. Penyebabnya, KPU sebagai penyelenggara pemilu tidak bisa menjadi lembaga yang netral, dan tunduk kepada pilihan politik rakyat,” tegasnya.

Untuk itu, dalam aksinya, SPARTAN mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pilpres 2009. selain itu, mereka juga mendorong rakyat untuk tetap memperkuat persatuan dan perjuangan menghadapi neoliberalisme.

No comments:

Post a Comment